20 Januari 2018

Pedoman Umum Ejaan Bahasa Indonesia bagi Beauty Blogger

Hai cantik! ♡

Pada postingan kali ini, aku tidak akan menulis hal yang berkaitan dengan skincare maupun make up, tetapi aku akan membuat resume mengenai kegiatan NGOPCAN 4 bersama Beautiesquad 1 minggu yang lalu.

Ini pertama kalinya aku ikut NGOPCAN (ngopi cantik) karena kupikir tadinya kegiatan ini akan dilaksanakan di tempat tertentu yang pastinya besar kemungkinan aku enggak bisa datang. Ternyata via WhatsApp aja kok *kemudian kumenyesal enggak ikut dari awal. hehe :'D* . Jadi enaknya ikut NGOPCAN itu kita bisa mendapatkan ilmu sambil duduk-duduk santai & nyeruput minuman favorite kalian (tidak harus kopi :p).




Materi NGOPCAN 4 adalah Pentingnya Pedoman Umum Ejaan Bahasa Indonesia bagi Beauty Blogger yang disampaikan oleh pemateri yang ahli di bidangnya, yaitu Teh Langit Amaravati. Teh Langit ini seorang cerpenis, desainer, juga profesional blogger dari wisatakata.id

Well, kita sebagai seorang blogger tentu dituntut untuk pandai menulis serta menggunakan bahasa yang baik dan benar agar para visitor blog merasa nyaman membaca tulisan kita. Namun belum semua blogger mengerti bagaimana caranya, termasuk saya. Terkadang bahkan mungkin sering typo itu terjadi.  Pekerjaan utamaku memang mengajar jadi sedikit tahu beberapa hal tentang penulisan huruf kapital, pengejaan kata, imbuhan, dan lain-lain. Namun jika sudah berhubungan dengan blog, tentunya ada aturan lain yang harus kita pelajari karena setiap kata yang kita tulis akan menentukan kualitas blog kita. Ada quality guidelines oleh Google dan ada pula SEO yang nantinya akan berpengaruh pada page rank blog. 

Hal utama yang harus diperhatikan bagi setiap blogger adalah Tata Bahasa. Dalam Tata Bahasa ini ada dua bagian penting, yaitu Ejaan dan Gaya Bertutur Kata. Aku bahas satu-persatu ya. :)

Ejaan
Ejaan merupakan kaidah penggunaan bahasa Indonesia, tanda baca, dan tata bahasa lainnya. Ejaan merujuk kepada dua “kitab suci” yang wajib jadi pedoman umat blogger se-Indonesia, yaitu Kamus Besar Bahasa Indonesia (KBBI) dan Pedoman Umum Ejaan Bahasa Indonesia (PUEBI). Karena bahasa bersifat dinamis, kedua kitab suci ini sesekali mengalami revisi. Yang terbaru adalah KBBI dan PUEBI 2016. Kita harus rajin cari tahu nih, siapa tahu ternyata kata yang kita pakai masih ejaan lama. Nantinya kita enggak up to date sendiri deh. :))


Gaya Bertutur
Gaya bertutur adalah gaya kita menyampaikan sebuah topik baik itu cerita, opini, berita dan sebagainya. Seni menyampaikannya itulah yang disebut gaya bertutur. Santai, serius, humoris, adalah label yang biasa disematkan pada gaya bertutur tersebut. (Novia Syahidah)

Contoh:
  • Blogger A menyebut dirinya dengan “saya” dan pembacanya dengan panggilan “Anda”, sedangkan blogger B menyebut dirinya “aku” dan memanggil pembacanya dengan “kamu” ⇒ ini namanya gaya bertutur.
  • Atau bedakan gaya bertuturnya Alodita yang cenderung selow dengan blogger Diana Rikasari yang ramai.


Kenapa Tata Bahasa Penting untuk Blogger?

Oh jelas ini sangat penting ya, karena blogger adalah penulis dan seorang penulis yang baik tentu harus peduli dengan teknis penulisan. Naif sekali kalau ada yang bilang bahwa blogger tak harus paham ejaan. Bayangkan saja ketika kamu membaca blog yang penulisan serta ejaannya tidak sesuai, apakah akan nyaman dibaca atau malah bikin sakit mata? :)

Beberapa alasan yang membuat Tata Bahasa itu penting bagi seorang Blogger, yaitu:
  1. Kredibilitas si blogger itu sendiri. Termasuk kaitannya dengan personal branding.
  2. Page rank. Google dalam quality guidelines-nya mengatakan bahwa salah satu faktor yang menentukan peringkat sebuah situs web adalah kualitas tulisan. Di antarnya: ejaan/tata bahasa dan minim typo.
  3. SEO. Meski mesin pencari sudah sedemikian pintar sehingga bisa menafsirkan bahkan keyword dan meta description yang salah eja, namun jika ada dua artikel yang membahas topik yang sama, maka yang akan DIPRIORITASKAN untuk tampil di hasil pencarian adalah yang tata bahasanya lebih benar. 
  4. Pembaca. Dilihat dari sisi pembaca, apalagi jika pembacanya paham ejaan, membaca artikel yang serampangan itu membuat malas. 
  5. Monetisasi. Brand tidak suka meng-hire blogger yang tulisannya berantakan. 
  6. Lomba blog. Tata bahasa yang benar adalah salah satu poin penilaian.


Bagaimana Caranya Belajar Tata Bahasa yang Benar?

Caranya mudah kok. Menurut Teh Lintang, pertama kamu bisa membeli buku PUEBI edisi terbaru, harganya murah loh tidak sampai 100 ribu dan jangan lupa DIBACA ya, bukan untuk pajangan aja. Hehe :D
Selain membeli, kamu juga bisa mengunduhnya PUEBI terbaru di ⇒ https://drive.google.com/file/d/0BxQ13q4Vor5hMzJ4aEgtTE1tTEk/view
Jika kita menemukan kata yang ejaannya meragukan, coba cek di KBBI daring di ⇒ https://kbbi.kemdikbud.go.id/

Belajar dan terus latihan. Biasakan menulis dengan tata bahasa yang benar, baik itu ketika menulis artikel blog atau ketika membuat postingan di media sosial. Semakin sering dipakai kita akan semakin paham. Jangan sampai kita jadi blogger yang merasa bangga meski tulisannya berantakan dan tidak mau belajar hanya karena dia sering mendapatkan sponsored postAttitude seperti ini adalah bumerang. Blogging sama seperti karier lainnya, ada iklim persaingan. Setiap hari lahir bloger-bloger baru. Satu-satunya yang bisa membuat kita stand out from the crowed adalah kualitas.


Berikut rangkuman sesi tanya jawab kemarin. Aku sertakan di sini karena ini pertanyaan yang umum ditanyakan oleh semua orang. :)

Pertanyaan ke 1:
Bagaimana jika kita kesulitan menyusun kata baik itu dalam menulis maupun bertemu orang baru? Kadang banyak kata yang sudah terwakilkan oleh foto.

Jawaban: 
Jika kita merasa kesulitan dalam menyusun kata, cobalah untuk menulis seperti kita sedang mengobrol akrab dengan pembaca. Tidak perlu berpikir bagaimana alurnya, kata atau ejaan apa yang tepat. Nanti setelah selesai membuat draft baru kita cek bagian-bagian yang dirasa kurang. Kita juga harus rajin-rajin membaca buku dari berbagai genre supaya pembendaharaan kata kita semakin luas. 


Pertanyaan ke 2:
Bagaimana gaya bahasa yang sebaiknya digunakan untuk review kecantikan agar pembaca merasa nyaman? Urutan review sebaiknya dari mana? Kemasan, harga atau apa?

Jawaban:
Tergantung dari segmentasi pembaca dan pembawaan kita. Tapi kalau dilihat dari niche sih, beauty blogger mah lebih enak gaya bahasa santai supaya lebih personal juga.

Nah, kalau review produk terutama kecantikan setahu saya manfaat produknya dulu dan hasilnya ketika dipakai. Harga bisa disebutkan terakhir atau di keterangan kecuali kalau memang harganya yang mau dikedepankan. Kemasan enggak krusial, bisa dibahas sekilas di bagian akhir, kecuali (lagi) kalau kemasannya memang unik.

Ada beberapa produk kecantikan yang memakai kemasan berbeda. Misalnya: lip balm yang dicolek pakai tangan dan yang bentuknya seperti lipstik. Ini akan berpengaruh kepada penggunaan dan higienitas, kan? Ini boleh deh dibahas atau dibandingkan supaya lebih mengedukasi pembaca juga.


Pertanyaan ke 3:
Bagaimana jika dalam menulis blog aku menyebut diri sendiri dengan "gua"? Apakah masih termasuk attitude yang baik?

Jawaban:
Gua/gue adalah ragam bahasa percakapan, sah-sah saja digunakan dan enggak berpengaruh juga sih terhadap attitude. Cuma mungkin "rasa bahasanya" berbeda. Jika melihat usia pembaca dan saya yakin berasal dari banyak daerah di Indonesia, bisa diganti dengan "aku", deh.


Pertanyaan ke 4:
Boleh tidak menulis kata "tidak" diganti dengan "engga"? Selain itu penulisan imbuhan dan awalan itu apa berpengaruh juga teh di mata google? 

Jawaban:
Boleh, Itu termasuk gaya bertutur. Cara penulisan yang benar menurut KBBI sih "enggak", 
Berpengaruh. Coba kalau kita melakukan pencarian, kalau ada ejaan yang salah, suka ada "Mungkin maksud Anda ....", kan? Meski Google pada dasarnya membaca keseluruhan artikel, tapi kalau misalnya ada artikel dengan ejaan lebih benar (karena dianggap lebih relevan), maka artikel yang penulisannya benar itulah yang akan diprioritaskan.


Pertanyaan ke 5:
Bagaimana cara menulis judul yang baik dan benar yang bikin orang pengen klik judul itu? Karena dalam teknik SEO ternyata judul itu juga termasuk salah satu yang harus diperhatikan.

Jawaban:
Iya, judul adalah H1 yang akan pertama kali dipindai oleh mesin pencari. Judul yang benar adalah judul yang deskriptif atau yang menggambarkan isi artikel. Judul yang clickable kadang tidak segaris lurus dengan judul yang deskriptif. Hindari menulis judul a la portal online seperti ini: Lakukan Tiga Cara Ini Agar Kulit Kamu Lebih Cling
Ini tuh apaan? Konon itu untuk membuat orang penasaran, tapi entahlah, bagi pembaca seperti saya judul-judul seperti itu menyebalkan.


Pertanyaan ke 6:
Jika menulis kata dari bahasa asing yang belum menemukan Bahasa Indonesia-nya, misal kata mauve atau nude apakah perlu dicetak miring? Bagaimana dengan penulisan ingredients, perlu dicetak miring dan huruf pertama dari setiap kata ditulis huruf kapital? 

Jawaban:
Iya, semua kata dalam bahasa asing ditulis miring.
Ingredients ditulis miring, sama seperti penulisan istilah latin. Huruf pertama kapital untuk kata pertama saja, kata kedua dan seterusnya huruf kecil. Contoh: Rosaceae plantae


Kesimpulan
Kesimpulan dari NGOPCAN kali ini adalah kita bisa memulai belajar tata Bahasa dari ejaan dan gaya bertutur. Ejaan bisa merujuk pada KBBI dan PUEBI sedangkan gaya bertutur menunjukkan cara blogger menyampaikan topik. Hal ini penting penting untuk kredibilitas blogger, page rank, SEO. Ejaan dan gaya bertutur juga memudahkan pembaca agar nyaman membaca tulisan kita. Selain itu, brand tidak akan meng-hire blogger yang tulisannya berantakan. Tata Bahasa juga berperan penting untuk kita jika mengikuti lomba blog.

Semoga setelah ini, aku dan kalian semua bisa menulis dengan lebih baik dan benar ya. ♡

Tidak ada komentar:

Posting Komentar